ANAK PEDULI BANGSA

Jakarta dan Problematikanya

 SOLUSI PEMECAHAN


PROBLEMATIKA JAKARTA “

I. JAKARTA HARI INI
“ Ke Jakarta aku kan kembali………, walupun apa yang kan terjadi”, demikianlah lirik sebuah lagu dimana diungkapkan disitu apapun yang terjadi akan kembali ke daerah asalnya untuk meninggalkan Jakarta. Namun apabila kita melihat potret Jakarta hari ini semua orang dari daerah berlomba – lomba ke Jakarta dan akhirnya tinggal dan menetap di Jakarta dan melupakan kampung halamannya dan menjadikan Jakarta sebagai kampung halamannya, dan kondisi tersebut meningkat setiap tahunnya. 
Dari gambaran singkat diatas dapat kita sepakati sebagai salah satu sumbangsih terbesar terciptanya Jakarta hari ini, yang tidak hanya dikenal sebagai Ibu Kota Negara dan Kota Metropolitan tetapi juga tidak kalah trendnya dengan julukan Jakarta sebagai Kota Macet, Kota Banjir, Kota dengan penyumbang CO2 terbesar yang sangat berpengaruh kepada Global Warming akibat polusi kendaraan bermotor dan kota dengan sejuta persoalan sosial kemasyarakatan dengan indikator tingginya angka kriminalitas di Ibu Kota, banyak anak – anak jalanan dan pengemis yang untuk mempertahankan hidupnya dengan mengamen dan meminta – minta di jalanan dan banyaknya penghuni – penghuni liar di bantaran kali dan kolong jembatan dan kawasan kumuh lainnya yang sangat mengganggu keindahan Jakarta.
Mengacu kepada gambaran singkat tentang problematika yang dihadapi Jakarta hari ini, menarik untuk kita telusuri apa yang melatar belakangi terciptanya kondisi tersebut, dan sebagai refleksi kita, saya mengajak kita untuk berpikir sejenak tentang Indonesia secara utuh. Karena apa yang terjadi di Jakarta tidak hanya menjadi problem Jakarta melainkan problem bangsa, karena Jakarta adalah bagian integral dari Negara Kesatuan RI apalagi Jakarta sebagai Ibu Kota Negara tentu merupakan wajah terdepan dan merupakan potret mini bangsa kita. 
Untuk itu ketika kita berbicara tentang bagaimana mencari dan menyelesaikan problematika Jakarta, hal tersebut tidak bisa dibatasi ruang untuk hanya dipikirkan dan diselesaikan sendiri oleh PEMDA DKI dan warga Jakarta , tetapi semua komponen bangsa ini harus ikut terlibat dalam berpikir dan memberikan kontribusi kongkrit dalam penyelesaian problematika Jakarta. 

Dalam konteks itu peran pemerintah pusat dalam hal ini sangat strategis dalam penyelesaian problematika Jakarta, karena perlu ditegaskan kembali Jakarta adalah bagian integral yang tidak dapat kita pisahkan dari Negara Kesatuan RI dan terutama Jakarta sebagai Ibukota Negara kita. 

II. SOLUSI TERHADAP JAKARTA
Untuk mengatasi dan menyelesaikan problematika Jakarta hari ini, menurut hemat saya adalah tidak cukup hanya dengan membenahi system transportasi massa/publik di Jakarta atau dengan memperluas daya tampung Jakarta dengan melibatkan kota disekitar Jakarta seperti Depok, Bekasi, Bogor dan Tangerang sebagai kota penyanggah untuk mengurangi beban Jakarta. Karena pada prinsipnya daerah – daerah penyanggah tersebut seperti Depok, Bekasi, Bogor dan tangerang juga sudah mengalami hal serupa sebagaimana Jakarta. Karena di daerah – daerah tersebut juga mempunyai persolan kemacetan yang tidak kalah rumitnya dengan Jakarta. 
Terkait dengan wacana pemindahan Ibukota Negara saya kurang sependapat karena Jakarta memang layak dipertahankan sebagai Ibukota Negara dan juga sudah terlalu banyak hal – hal istimewa yang terukir sebagai momentum sejarah bangsa yang terjadi dan terukir di Jakarta selama ini, dan yang paling penting dengan pemindahan Ibukota Negara dari Jakarta dapat melumpuhkan Jakarta yang sudah dengan susah payah kita bangun selama ini dan menjadi kebanggaan kita bersama.
Untuk itu menurut hemat saya disamping pembenahan transportasi massa/publik yang sudah mulai dijalankan oleh PEMDA DKI saat ini, seperti Trans Jakarta/Bus way, Sub way yang dalam tahap pengerjaan, dan yang lainnya, perlu juga diikuti dengan pengurangan beban yang dipikul oleh Jakarta selama ini, akibat orientasi pembangunan pemerintah pusat yang Sentralistik. 
Sehingga Jakarta memikul beban yang seharusnya dipikul oleh seluruh daerah dalam konteks Negara kesatuan RI. Jadi sudah saatnya kita melihat Indonesia secara utuh karena Indonesia tidak hanya Jakarta tapi Indonesia adalah dari Sabang sampai Merauke, yang terdiri dari 33 propinsi. Jadi dalam konteks itu untuk menyelesaikan problem Jakarta sudah saatnya Pemerintah Pusat mengurangi beban yang dipikul oleh Jakarta selama dengan berbagi dengan propinsi – propinsi lain di Indonesia. 




Kongkritnya mari kita perkuat OTONOMI DAERAH program DARI PUSAT KE DAERAH / SENTRALISASI menjadi DESENTRALISI. Dengan semangat DARI PUSAT KE DAERAH / SENTRALISASI menjadi DESENTRALISASI kita dapat mengurangi beban yang dipikul oelh Jakarta selama dengan demikian dapat ikut berkontribusi menyelesaikan problematika Jakarta, dengan program “ MEMINDAHKAN / MEMBAGI HABIS KEMENTERIAN – KEMENTERIAN NEGARA YANG ADA KE DAERAH SESUAI DENGAN POTENSI DAERAH YANG ADA AGAR BERKEDUDUKAN DI DAERAH” Misalnya :
1. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dipindahkan ke Propinsi Bali mengingat Bali adalah Primadona Pariwisata yang terdepan di Indonesia dan sudah mendapat pengakuan dari dunia Internasional.
2. Departeman Kehutanan dipindahkan ke salah satu Propinsi di Kalimantan yang memiliki Potensi Sumber Daya Hutan Terbesar. Sehingga kita tidak hanya berpikir tentang bagaimana mengexploitasi hutan untuk kepentingan ekonomi tetapi juga berpikir untuk merehabilitasi dan menyelamatkan hutan.
3. Departemen Perikanan dan Kelautan dipindahkan ke Propinsi Maluku yang memiliki Potensi Sumber Daya Kelautan yang terbesar karena merupakan Daerah yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari Laut dan akan ditetapkan sebagai LUMBUNG IKAN Nasional.
4. Departemen Percepatan Pembangunan Daerah Kawasan Tertinggal dipindahkan ke Nusa Tenggara Timur.
5. Departemen Pertanian dipindahkan ke Propinsi Jawa Barat
6. Departemen Pendidikan Nasional dipindahkan ke Daerah Istimewa Jogjakarta dan jadikan DIY sebagai Kota Pendidikan.
7. Departemen Energi dan Sumber daya Mineral dipindahkan ke PAPUA.
8. Departemen Perindustrian dan Perdagangan dipindahkan ke salah satu propinsi di Sumatera.
9. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dipindahkan ke salah satu propinsi di Sulawesi.
10. Dan seterusnya sesuai dengan Potensi masing – masing daerah yang dianggap merupakan KEUNGGULAN DAERAH YANG PALING POTENSIAL DIBANDINGKAN DENGAN DAERAH LAIN.

Sasaran atau target yang dapat dicapai dari implementasi ide / gagasan kami ini adalah disamping dapat mengurangi beban Jakarta yang dapat bermanfaat terhadap penyelesaian Problem Jakarta dapat juga bermanfaat sebagai berikut :

1. Merangsang percepatan pembangunan di daerah dan akan diikuti dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah sehingga keadilan dan pemerataan pembangunan secara Nasional dapat terjadi sesuai dengan keinginan dan harapan yang selama ini menjadi dambaan seluruh masyarakat Indonesia.
2. Arah dan orientasi program kerja kementrian akan lebih nyata karena berada langsung di daerah yang Potensinya sesuai dengan apa yang menjadi Tugas dan Fungsi pokok kerja Kementerian dimaksud.
3. Dapat mendorong terciptanya lapangan kerja merata ke seluruh Daerah
4. Dapat menekan angka urbanisasi khususnya ke Jakarta karena terjadinya pendistribusian kesempatan kerja di Daerah – daerah yang akan diikuti dengan Pemerataan perbesaran penduduk dan pemerataan pembangunan secara Nasional.
5. Sesuai dengan semangat Otonomi Daerah yaitu DESENTRALISASI atau tidak SENTRALISTIK

Hal ini juga dipandang perlu dalam rangka mensukseskan era reformasi, karena salah satu hal prinsip yang menjadi dasar pijakan Perubahan dari Orde Baru ke Era Reformasi adalah Perubahan sistem Pemerintahan kita yang SENTRALISTIK ke DESENTRALISASI yang kita kenal dengan OTONOMI DAERAH. Dimana ada pelimpahan sebagian Kewenangan Pemerintah Pusat yang diserahkan ke pada Pemerintah Daerah, sehingga Daerah – daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur Pembangunan daerahnya sendiri. 
Dalam praktek pelaksanaan Otonomi Daerah, Daerah diberikan banyak kewenangan yang tadinya menjadi Kewenangan Pemerintah Pusat akibat Sentralistik, tetapi semua kewenangan untuk mengatur Daerahnya sendiri tetap dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga Kewenangan Daerah yang menyangkut urusan Luar Negeri dan Pertahanan Keamanan tetap menjadi Kewenangan Pemerintah Pusat.
Maka dengan ini yang ingin kami kemukakan disini adalah lebih pada melengkapi konsep Otonomi Daerah yang sudah ada, yang mana menurut hemat kami konsep Otonomi Daerah tersebut tujuan utamanya adalah terjadinya pendistribusian keadilan pembangunan sehingga masyarakat di daerah dapat merasakan dan ikut terlibat dalam pembangunan tersebut sehingga kesejahteraan masyarakat bisa lebih baik.
Adapun hal yang ingin disampaikan adalah membuat sebuah terobosan gagasan yang mungkin belum terpikirkan atau sudah terpikirkan oleh para perumus Undang – undang Otonomi Daerah tetapi karena ada pertimbangan – pertimbangan lain maka konsep seperti yang mau kami tawarkan diabaikan begitu saja karena alasan tertentu. Maka lewat tulisan singkat ini kami hendak menawarkan gagasan kami yang sekiranya dapat berguna bagi penyempurnaan Undang – undang Otonomi yang sudah ada dan selama ini berjalan dan dapat dijadikan sebagai salah satu solusi dalam rangka membenahi dan menyelesaikan problematika Jakarta. 

III. PENUTUP
Ide atau gagasan ini merupakan gagasan dasar yang dapat dikembangkan lewat sebuah Kajian yang lebih mendalam oleh Pihak – pihak yang berkompeten dibidangnya sehingga dapat menjadi sebuah gagasan besar yang tidak hanya dapat menyelesaikan problematika Jakarta saja, melainkan dapat sekaligus menjawab problem bangsa kita. Karena menurut hemat kami gagasan yang masih sangat sederhana ini hanya berisikan Substansi permasalahan yang ingin kami sampaikan tanpa memakai banyak kajian mendasar untuk memperkaya gagasan ini. Tetapi bagi kami ide / gagasan ini dapat dijadikan sebagai Solusi bagi ketimpangan sosial antara Pusat dan Daerah apabila dapat diterima oleh Pemerintah dalam hal ini untuk selanjutnya dapat diimplementasikan secara baik dalam rangka terwujudnya Keadilan Sosial dan Kesejahteraan seluruh Rakyat Indonesia.

references

TvOne

0 Response to "Jakarta dan Problematikanya"

Post a Comment